CINTA KUAT BAGAIKAN MAUT

Minggu, 1 Mei 2022

Renungan Pagi

Bacaan Alkitab : Kidung Agung 8 : 5 – 7

Kekuatan cinta kasih yang dahsyat pernah dilukiskan dalam kisah Siti Nurbaya atau Romeo dan Juliet. Namun demikian, kita perlu sadar, bahwa di dalam diri manusia ada hal-hal negatif yang merusak, seperti iri, benci, dengki, marah, kecewa dan sebagainya, akibat cinta kasih yang diabaikan atau dikecewakan. Selanjutnya dari haI-hal negatif akibat cinta kasih yang dikecewakan itu muncul tindakan merusak yang selalu merugikan sesama, mengacau-balaukan tatanan yang ada, menghancurkan berbagai sarana atau pun fasilitas, dan seterusnya.

Kidung Agung 8:5-7 menitik-beratkan suatu kekuatan yang sangat besar dalam alam semesta ini bagaikan kekuatan maut (ay. 6b). Kitab Kidung Agung hendaknya kita pahami secara kiasan. Orang-orang Yahudi memahami Kidung Agung sebagai kiasan untuk hubungan antara Allah dan bangsa pilihan-Nya. Ada dialog antara putri-putri Yerusalem dengan pengantin laki-laki. Pengantin perempuan datang untuk menemui kekasihnya (ay. 5). Kekuatan cinta pengantin perempuan dan pengantin laki-laki bagaikan kekuatan maut, bahkan gairah/kehangatan cinta kasih itu bagaikan api Tuhan (ay. 6). Nyanyian pengantin perempuan menyatakan, bahwa ia lebih memilih kekasihnya dibandingkan dengan segala harta milik Raja Salomo (ay. 7).

Cinta kasih adalah ungkapan yang paling dalam, akrab dan dekat dari kepribadian seseorang dalam relasi. Cinta kasih adalah kekuatan dari dalam yang mendorong seseorang melakukan suatu tindakan yang mendatangkan kegembiraan. Mencintai kehidupan dan masa depan yang lebih baik bukankah berarti melaksanakan pekerjaan dengan cerdas serta meningkatkan mutu pendidikan lebih humanis juga ekologis? Oleh karena cinta kasih Yesus Kristus kepada para pengikut-Nya (gereja), maka la ingin menunjukkan diri-Nya yang penuh cinta kasih itu kepada para pengikut-Nya. Maksudnya, agar cinta kasih-Nya dijadikan kekuatan utama dan mendasar bagi persekutuan maupun (dalam) membangun kehidupan.