YANG HILANG DAN DIKASIHI

Jumat, 4 Februari 2022

Renungan Pagi

Bacaan Alkitab : Lukas 15 : 1 – 7

Kehidupan beragama secara dangkal membuat orang, menilai sesuatu hanya dipermukaan dan cenderung membenarkan diri (merasa paling benar). Orang-orang Farisi dan Ali Taurat seperti itu adanya. Pemungut cukai adalah orang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintah Romawi di Palestina. Pemungut cukai sangat tidak disukai oleh orang Yahudi karena menarik pajak yang memberatkan, dengan cara yang kejam dan tidak adil. Ketika melihat Yesus menerima pemungut cukai dan orang-orang berdosa.
 
Ahli Taurat dan Orang Farisi bersungut-sungut. Maka Yesus menyampaikan perumpamaan domba yang hilang. Bagi Yesus domba yang hilang itu berharga, harus dicari, harus dirangkul, bahkan dengan penuh kasih diletakkan di atas bahunya dengan perumpamaan ini Yesus katakan; Ada sukacita tersendiri, jika satu orang bertobat, meninggalkan dosanya. Betapa berharganya setiap orang di mata Yesus, apalagi mereka yang tersesat dan bersedia kembali, hidup dalam pertobatan yang terus menerus. Karya Yesus di kayu salib membawa kita pada keselamatan kekal.
 
Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa, maka berbahagialah kita semua ada dalam rangkulan Kasih Kristus. Karena dosa-dosa kita, sesungguhnya kita semua adalah orang-orang yang terhilang, orang-orang -yang tersesat. Namun dalam kasih dan kebaikan Allah dalam Yesus Kristus, kita yang hilang dicari oleh Allah, ditemukan dan dikasihi-Nya.
 
Di tengah persekutuan, kita jangan memusuhi mereka yang tidak disukai, tetapi kita lakukan seperti Yesus, melakukan pendekatan dan mengasihinya, mendoakan dan mengajaknya untuk bertobat dan hidup dalam perkenanan Tuhan.
 
Dicatat, dibacaan kita pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang pada Yesus untuk mendengarkan perkataan Yesus. Orang-orang Farisi dan Ali Taurat bereaksi menyatakan ketidaksukaannya karena Yesus makan bersama mereka. Nyatanya yang dibuat oleh Yesus yang hilang dikasihi.