BUKAN SUNAT, TETAPI KASIH KARUNIA

Selasa, 23 November 2021

Renungan Pagi

Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 15 : 1 – 5

Solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah di jemaat ialah mencari kehendak Allah dalam firman dan Roh, bukan mencari jalan keluar di luar persekutuan gereja.

Jemaat Antiokhia sebagai basis pekabaran Injil di luar Yerusalem tidak tenang ketika orang-orang percaya dari kalangan orang Yahudi datang dari Yerusalem. Mereka mempersoalkan baptisan kepada bangsa-bangsa lain. Menurut mereka, sunat adalah syarat seseorang menerima keselamatan dari Allah. Sebaliknya, Paulus dan Barnabas mengimani bahwa keselamatan bukan ditentukan oleh sunat. Seseorang selamat karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus ( lihat 15:11).

Oleh karena perselisihan yang hebat maka Jemaat yg bijak dalam Tuhan, mengusulkan pokok perdebatan ajaran ini diselesaikan secara gerejawi oleh pucuk pimpinan gereja yaitu para rasul di Yerusalem.

Ada ungkapan “Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.” ungkapan itu digunakan Paulus dan Barnabas, mereka memilih jalan darat bukan laut ketika ke Yerusalem. Kesempatan itu digunakan untuk mengunjungi serta menyampaikan kabar perkembangan seiman jemaat di luar Yerusalem, Yudea dan Samaria kepada saudara seiman di Fenesia dan Samaria. Nyatanya ketika mereka bercerita tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah, hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di Fenesia dan Samaria.

Baiklah sekarang dalam gereja kita belajar dari jemaat di Anthiokhia. Masalah pelik apapun dalam jemaat sepatutnya diselesaikan oleh jemaat. Bila tidak ada jalan keluar yang baik maka persoalan di bawa ke aras pemimpin yang lebih tinggi dalam persekutuan gereja. Bukan sebaliknya persoalan jemaat di bawa ke ranah lain di luar gereja. Kiranya, dalam hal bergereja, jemaat lebih senang mendengar pertobatan orang berdosa dari pada persoalan ajaran yang menyimpang dari kasih karunia.