SIAPAKAH PENYESAT DI GEREJA?

Jumat, 16 Juli 2021

Renungan Malam

Bacaan Alkitab : Matius 13 : 36 – 43

Tidak mudah mencegah seseorang untuk tidak percaya pada janji-janji manis seseorang yang katanya akan membawa perubahan dan perbaikan pada kehidupan mereka. Karenanya, orang-orang itu rela mendukung orang yang berjanji tersebut. Ternyata orang yang berjanji itu sulit mewujudkan janjinya dan orang yang mendukungnya sesungguhnya telah menceburkan dirinya sendiri ke dalam arus “khayalan indah janji manis tersebut.”

Segala upaya Yesus dalam menyampaikan kehendak Allah kepada segala bangsa selalu ditentang dan dilawan oleh iblis. Orang-orang yang mengikuti Yesus disebut anak-anak Kerajaan dan mereka yang turut dengan iblis disebut anak-anak si jahat (ay. 38). Pada saat kemuliaan Yesus Kristus dinyatakan, maka anak-anak si jahat akan dihukum (ay.42), sedangkan anak-anak Kerajaan akan menjadi mulia, bercahaya seperti matahari (ay.43). Perumpamaan ini hendak mengingatkan para pengikut Kristus betapa berbahayanya “benih ilalang” yang ditaburkan iblis ke dalam hidup mereka. Mereka bisa terjebak menyesatkan orang lain dan melakukan kejahatan (ay.41)

Menyesatkan orang lain adalah dosa besar. Kita dapat menyesatkan orang dengan membujuknya melakukan kejahatan atau berbuat kesalahan. Penyesatan dapat dilakukan dengan jalan menyebarkan ajaran-ajaran yang salah. Kita juga bisa menyesatkan orang dengan cara menjadi contoh yang baik dalam hal kejahatan. Selain penyesatan, ayat 41 juga mengingatkan kita bahwa melakukan kejahatan sama artinya dengan tidak hidup menurut perintah perintah Tuhan. Mari, lakoni hidup kita di hari ini dengan tidak menyesatkan orang dan tidak melakukan kejahatan lainnya. Kita pasti dapat melakukannya.