MENIKMATI JAMUAN KASIH ALLAH

Sabtu, 25 April 2020

Renungan Malam

Bacaan Alkitab : Wahyu 19 : 6 – 10

Pada umumnya perkawinan adalah peristiwa yang berkesan dan membawa sukacita. Dalam perkawinan yang dipersatukan adalah kedua mempelai dan kedua keluarga besar. Selain dekorasi yang indah, disediakan juga jamuan makan yang baik bagi para undangan. Dengan harapan semua undangan yang hadir dapat menikmati sukacita pesta perkawinan yang diselenggarakan.

Dalam penglihatan Rasul Yohanes saat berada di pulau Patmos, ia mendengar paduan suara yang besar yang memuliakan Allah dan peristiwa mengenai perkawinan Anak Domba yaitu Yesus Kristus (mempelai laki-iaki), sedangkan pengantin perempuan adalah umat yang percaya. Perkawinan Anak Domba yang disaksikan oleh Rasul Yohanes, menunjukkan komitmen Tuhan Yesus untuk membangun hubungan yang baik dalam kesetiaan antara Allah dengan manusia. Komitmen tersebut diwujudkan melalui kematian dan kebangkitan Kristus, sehingga hubungan manusia sebagai mempelai perempuan yang rusak akibat dosa, dapat dipulihkan Sang Anak Domba. Dan perjamuan itu akan semakin lengkap, apabila mempelai perempuan dapat menjalaninya dengan baik, penuh kesetiaan dan ketaatan, bahkan daiam penderitaan sekalipun.

Saudaraku, sebagai umat yang telah dipilih menjadi mernpelai perempuan, kita patut bersyukur kepada Tuhan. Karena, tidak semua orang dapat menjadi mempelai perempuan dan ikut menikmati jamuan kasih Sang Anak Domba. Seperti kelima perempuan pandai yang selalu menunjukkan kesetiaannya dalam menantikan kedatangan Anak Domba Allah. Demikian juga dengan kita, mempersiapkan minyak agar pelita tetap menyala dengan cara mewujudkan ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya, hidup dengan rendah hati, berbuat baik kepada semua orang dan senantiasa menjadi penyalur berkat bagi mereka yang membutuhkan, sekalipun penderitaan harus diaiami, maka Ia akan menyambut kita sebagai mempelai-Nya dalam jamuan kasih yang telah dipersiapkan-Nya.