Sabtu, 3 September 2022
Renungan Pagi
Bacaan Alkitab : Hagai 2 : 16 – 20
Bacaan kita dipagi hari ini, menarik bahwa Tuhan meyakinkan umat Israel dengan mengajak mereka memperhatikan keadaan mereka sendiri. Keadaan tidak pernah menipu, ia tampil apa adanya. Tuhan berjanji akan memberi berkat, namun diawali dengan peringatan “Perhatikanlah keadaanmu!” Tuhan menghukum umat Israel yang berdampak pada kesejahteraan mereka. Pembangunan Bait Suci kembali adalah tonggak sejarah baru dalam kehidupan Israel sebagai umat kesayangan Tuhan.
Tuhan menghukum umat-Nya yang tidak mau melakukan firman-Nya, dan sebaliknya, Ia memberkati umat-Nya yang taat dan setia melakukan firman-Nya. Pengakuan ini menjadi titik baru kehidupan umat. Di sinilah berlaku ungkapan: “Pengalaman adalah guru yang baik dan sejarah adalah guru yang kejam.” Karena itu siapapun dan terutama para pemimpin (baik politik maupun agama) wajib belajar dari pengalaman dan dari sejarah. Membangun hubungan yang benar dengan Tuhan harus berdampak pada hubungan yang benar, adil, saling mengasihi terhadap sesama. “Maka sekarang, perhatikanlah mulai hari ini…” (ay.16a), demikian firman Tuhan, semesta alam! Perhatikanlah bagaimana kita hidup. Apakah sikap, tindakan keputusan kita benar-benar mencerminkan kehidupan di dalam Kristus. Marilah belajar dari pengalaman Israel, kita hidup dalam konteks pembangunan manusia dan dunia yang sangat maju. Teknologi digital telah berkembang dengan pesat, di satu sisi sangat membantu manusia, tetapi disisi lain ada ekses negatif yang membuat manusia mendewakannya. Adalah baik menyongsong masa depan dengan belajar dari sejarah, kecerdasan teknologi, tetapi jangan Iupa ketaatan dan kesetiaan pada Tuhan harus meniadi landasan berpikir dan bertindak. Membangun masa depan perlu ilmu tetapi dilandasi dengan Iman. Jadilah umat yang berdampak pada dunia sekitar, karena Ia telah menyelamatkan kita. Jadilah saksi-Nya.