Jumat, 15 April 2022
Renungan Pagi
Bacaan Alkitab : Yohanes 19 : 16b – 27
Seorang pemimpin harus tegas dengan keputusan yang dibuatnya. Tegas tidak identik dengan keras atau kasar. Sikap tegas dilandasi dengan dasar berpikir yang logis, sedangkan keras dan kasar biasanya dilatarbelakangi oleh amarah dan emosi. Pemimpin yang tegas terkadang tidak begitu disukai karena dia tidak akan membiarkan yang dipimpinnya mengabaikan norma atau aturan yang berlaku. Sebaliknya memberikan teguran bahkan memarahi dengan dasar yang tepat. Sekalipun banyak orang tidak menyukai sikap tegas tetapi pemimpin yang baik harus tetap melakukannya.
Dalam bacaan Jumat Agung ini ketegasan sikap itu ditunjukkan oleh Pilatus. Saat banyak orang Yahudi menolak tulisan: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”, dipasang di atas salib Yesus maka Pilatus yang secara sengaja menempatkannya menolak dengan tegas. Penolakan tersebut dilandasi pada dialognya bersama Yesus (Yohanes 18:33-38). Pernyataan Pilatus ini mencerminkan pengakuan yang tertunda dari diskusinya dengan Yesus tentang apakah Yesus raja orang Yahudi atau bukan. Tulisan berisi credo tentang siapa Yesus dengan sangat mudah terlihat dan terbaca oleh orang banyak. Tempat Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu ditulis dalam Bahasa Ibrani, Latin dan Yunani. Para imam kepala sangat keberatan dan meminta untuk dilakukan perubahan kalimat, namun dengan tegas Pilatus berkata :” Apa yang kutulis, tetap tertulis”. Kali ini Pillatus menampakkan ketegasan sikapnya. Pengakuan yang dilandasi keyakinan iman atau credo tentang siapa Yesus kali in membuatnya berujar tegas menjawab para imam kepala.
Pengakuan yang dilandasi keyakinan iman dari orang yang mengenal serta mengasihi Yesus sebagai Allah dan manusia harus tercermin dari ketegasan sikap kita dalam menghadapi godaan, tantangan, ancaman juga peluang yang datang silih berganti di tengah kehidupan.